Generasi Muslim Aswaja - Air laut
merupakan salah satu bukti tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT Sang Maha
Rahman yang membuat keseimbangan alam begitu menakjubkan. Khusus untuk air
laut, sebagian kita mungkin sering bertanya, mengapa rasanya bisa begitu asin
dan berbeda dengan air jenis lain ?
Sebagian orang
berpikir, andai saja air laut rasanya tawar, maka akan lebih bermanfaat untuk
dikonsumsi. Karena tidak bisa dipungkiri jika saat ini dunia mengalami krisis
air bersih yang layak minum. Banyak sungai yang tercemar dan membuat manusia susah
mencari air bersih.
Namun, seandainya
kita mencoba berfikir lebih dalam mengenai kebesaran Allah SWT, maka kita akan
menemukan jawaban berupa hikmah dari setiap penciptaan tersebut. Allah SWT
menciptakan asinnya air laut bukan tanpa alasan. Ada hikmah yang luar biasa
dibalik proses alam ini.
Mengenai rasa asinnya air laut, telah terangkum dalam ayat-ayat
Al-Qur’an. ni menjadi bukti, bahwa Allah tidak main-main dalam proses
penciptaan semua makhluk-Nya. Bahkan seandainya rasa air lait itu tidak asin,
maka akan datang bahaya besar yang akan mengintai ummat manusia.
Berikut adalah hikmah diciptakannya air laut dengan rasa
asin :
- Seandainya air laut tidak asin, maka laut akan menjadi pusat dari segala macam bentuk wabah penyakit
Salah satu bahaya yang akan menimpa ummat manusia ketika air
laut tidak asin adalah tempat laut tersebut akan menjadi pusat dari segala
macam bentuk wabah penyakit. Tentu ini akan mengancam keselamatan penduduk dunia,
mengingat luas lautan lebih besar dibanding daratan. Mengapa bisa demikian?
Alasannya adalah karna salinitas (kadar garam) laut
berfungsi untuk mensterilkan air, sehingga mencegah terjadinya pembusukan, dan
perkembangbiakan penyakit. Jika tidak demikian, niscaya laut akan menjadi
menjadi pusat (markas) yang baik bagi wabah dan penyakit yang menyebar ke
seluruh negara dan bangsa.
“Dan tidaklah sama (antara) dua laut; yang ini tawar,
segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut
itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan
yang dapat kamu pakaip, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal
berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu
bersyukur.” (QS. Faathir: 12).
Jika kita memahami ayat diatas, maka hikmah dari ayat
tersebut adalah agar kita menjadi pribadi yang selalu bersyukur terhadap nikmat
Allah SWT. Disisi lain, Allah SWT memberi tahu bahwa air laut yang rasanya asin
serta air tawar dapat menjadi sumber penghasilan untuk ummat manusia yang ingin
mencari karunia-Nya.
Sekilas mari mengingat tragedi Tsunami yang terjadi pada
2004 silam. Ada begitu banyak korban jiwa yang meninggal dalam tragedi
tersebut. Sebagian ditemukan, namun tidak sedikit pula yang ikut terseret
menuju lautan dan samudera yang luas. Bagaimana jadinya jika air laut rasanya
tawar? Jika air laut tidak asin, maka jenazah ini justru akan menjadi wabah
penyakit karena mengalami pembusukan.
- Seandainya air laut tidak asin, maka akan menyulitkan dunia transportasi air.
Masih membahas QS. Faathir: 12 diatas, secara jelas Allah SWT
menyinggung kapal-kapal yang berlayar dilaut. Mengapa demikian ?
Laut dan transportasi menjadi bagian yang memukau. Allah SWT
menjelaskan tentang laut dan dihubungkan dengan kapal-kapal sebagai alat
transportasinya. Jika ini tidak istimewa, mengapa Allah SWT tidak menyebut
sungai dan alat transportasinya? Karena keistimewaannya inilah maka Allah SWT
menyebutkannya di dalam Al-Qur’an.
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah kapal-kapal (yang
berlayar) di laut seperti gunung-gunung,” (QS. Asy-Syuuraa ayat 32).
“Kapal yang berlayar di laut dengan muatan yang bermanfaat bagi manusia,”
(QS. al-Baqarah: 164).
Dari kedua ayat diatas, ternyata proses berlayarnya kapal
dilaut ini ada kaitannya dengan asinnya air laut. Hal ini bisa dibuktikan dari
proses pembuatan es krim. Jika melihat proses membuat es krim, maka akan
ditemukan bahwa pembekuan es krim dengan menggunakan es saja tidak cukup,
karena es tidak dapat mendinginkan hingga di bawah 0 (nol) derajat celcius.
Untuk itu, para pekerja mencampurkan garam ke dalam es,
sehingga membentuk campuran cairan asin yang meleleh pada derajat di bawah nol
derajat (yang perlu diperhatikan bahwa pendinginan dengan cara ini yaitu
peningkatan konsentrasi garam tidak dapat dilakukan sampai suhu di bawah 12
derajat celcius). Dan pengamatan sederhana ini termasuk hal yang penting yang
terjadi di perairan laut.
Danau dan sungai dapat membeku dimusim dingin. Tapi, laut
tidak. Salah satu penyebab utamanya adalah laut memiliki air yang asin.
Kandungan garam di air laut menurunkan titik bekunya. Maka keberadaan kadar
garam di laut ini membuat air laut baru membeku pada derajat di bawah 0 (nol)
derajat, suatu hal itu yang memungkinkan air laut tetap mengalir/tidak beku
(karena ia cair) pada derajat kurang dari 10 derajat.
Dengan demikian, suhu musim dingin rata-rata tidak mampu
membekukan air laut. Sehingga hal itu memudahkan pelayaran pada musim dingin
pada waktu yang lebih lama (karena air laut tidak membeku pada suhu di bawah
nol derajat).
Wallahu A’lam Bis Showab
Referensi :
Al-Qur'an al Kariim
0 Comments