قال المؤلف رحمه الله تعالى:
وبلغ الأمة بالاسراء # وفرض خمسة بلا امتراء
قد فاز صديق بتصديق له # وبالعروج الصدق وافى اهله
"Nabi ﷺ menyampaikan peristiwa Isra pada umatnya dan juga kewajiban shalat lima waktu dengan tanpa ada keraguan"
"Abu Bakr benar-benar beruntung karena membenarkan Nabi ﷺ dan membenarkan peristiwa Isra' Mi'raj dan bahwa nabi ﷺ adalah orang yang telah melakukan Isra dan Mi'raj.''
Penjelasan
As Syaikh Ahmad al Marzuki menjelaskan tentang peristiwa yang terjadi setelah peristiwa Isra' dan Mi'raj. Bahwa Nabi ﷺ menyampaikan peristiwa tersebut kepada umatnya dan memberitahukan kepada mereka, bahwa Allah mewajibkan mereka melakukan shalat lima waktu (Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya' dan Shubuh).
Mendengar kisah Isra' dan Mi'raj Rasulullah ﷺ, orang-orang kafir Quraisy datang kepada Abu Bakr as Shiddiq, mereka menganggap Abu Bakr akan meragukan kebenaran Rasulullah ﷺ. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, Abu Bakr mengatakan: "Aku bersaksi jika dia (Muhammad) berkata seperti itu, maka dia benar".
Orang-orang kafir mempertanyakannya kembali, Abu Bakr pun dengan tegas menjawab: "Ya aku membenarkannya lebih dari itu, aku membenarkan semua berita dari langit".
Karena inilah Abu Bakr diberi laqob (julukan) dengan as Shiddiq yang berarti orang yang selalu membenarkan setiap yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ.
Abu Bakr as Shiddiq adalah sahabat Nabi yang paling mulia, bahkan beliau adalah *wali termulia* sejak wali-wali sebelum nabi Muhammad sampai nanti pada hari kiamat.
Orang-orang kafir Quraisy meminta kepada nabi Muhammad ﷺ untuk menggambarkan tentang al Masjid al Aqsho, karena mereka tahu bahwa Muhammad ﷺ belum pernah pergi ke sana.
Selanjutnya Rasulullah ﷺ menggambarkan sifat-sifat al Masjid al Aqsho. Orang-orang yang pernah pergi ke sana berkata: *"Demi Allah gambaran tentang al Masjid al Aqsho yang dia katakan itu adalah benar"*.
*Perhatian*:
Pengingkaran orang-orang kafir Quraisy terhadap kisah Isra' Mi'raj yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ adalah bukti bahwa Isra dan Mi'raj dilakukan dengan ruh dan jasad dan dalam keadaan sadar, tidak dalam mimpi.
Secara akal, seandainya Isra' dan Mi'raj dilakukan dalam keadaan mimpi atau dengan ruh saja pastilah orang-orang musyrik Quraisy tidak mengingkari dan tidak mendustakan Isra' dan Mi'raj. Namun faktanya, mereka mendustakan dan mengolok-ngolok Nabi ﷺ setelah beliau menceritakan peristiwa Isra' Mi'raj yang dialaminya kepada mereka.
0 Comments